Tag: kesehatan

  • Mental Illness Dalam Pandangan Islam

    Mental Illness Dalam Pandangan Islam

    Jangan menjudge penyintas gangguan mental atau mental illness dengan “Antum kurang iman”, “Antum kurang ibadah”. Semua orang tidak ada yg mengaku imannya tinggi, semua orang tidak mengaku ibadahnya banyak, jadi sama saja. Kita perlu mencari tahu penyebab gangguan mental dengan bertanya, tidak langsung menjudge orang tersebut.

     

    وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

    Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kauketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al Isra: 36)

     

    فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ

    Maka, bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS. An-Nahl: 43)

     

    Apa yang dimaksud dengan jiwa?

     

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jiwa memiliki arti roh manusia (yang ada di di tubuh dan menyebabkan seseorang hidup atau nyawa. Jiwa juga diartikan sebagai seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, dan sebagainya). Jiwa juga dapat diartikan dengan mental atau psyche yang terdiri dari pikiran, perasaan, dan perilaku. Dalam konsep holistic manusia, jiwa terdiri dari unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.

     

    Jiwa adalah mental, psyche, psikis. Psikis adalah satu kesatuan yang mencakup pikiran, perasaan dan perilaku. Terlintasnya di pikiran akan menimbulkan suatu perilaku. Amanah orang tua, semangat ibadah, dll merupakan alasan yang menggerakan emosi. Depresi merupakan rasa jiwa tertekan yang menghasilkan demotivasi, cepat capek, dll. Kesedihan yang tidak diketahui penyebabnya disebabkan oleh banyaknya kesedihan yang muncul di alam bawah kesadaran seperti trauma, ketakutan. Orang dengan gangguan kecemasan mengalami otomatisasi, gampang untuk terpicu kecemasannya seperti ketika ada orang diluar maka dicurigai untuk mencelakakannya.

     

    Definisi sehat jiwa, ODMK, dan ODGJ

     

    Kesehatan jiwa adalah kondisi individu dapat berkembang secara fisik, mental, sosial sehingga menyadari individu tersebut kemampuan nya sendiri dan mengatasi tantangan dan tekanan, dapat bekerja secara produktif. Orang dalam masalah kejiwaan adalah yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan yang memiliki resiko gangguan jiwa. Masalah adalah perbedaan kondisi kenyataan dengan keinginan yang ada di tubuhnya, pikiran, dll.

     

    • Sehat Jiwa: Kondisi dimana seorang individu dapat berkembang sehingga menyadari akan kemampuan sendiri, dapat engatasi tekanan, dapat bekerja produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.
    • Orang Dengan Masalah Kejiwaan: Orang yang memiliki masalah fisik, mental, sosial, pertumbunan da perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa
    • Orang Dengan Gangguan Jiwa: Orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang terkumpul sehingga mengakibatkan perubahan perilaku, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan perilaku normal sebagaimana semestinya.

     

     

    Apa saja penyebab gangguan jiwa?

     

    Manusia adalah makhluk yang lengkap yang memiliki unsur biologi, psikis, sosial, dan spiritual yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan kejiwaan. Orang dengan gangguan jiwa yaitu mengalami gangguan jiwa, mental, perilaku yg termanifestasi dalam bentuk gejala yang bermakna yang menimbulkan hambatan menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Penyebab gangguan jiwa dari aspek biologis, psikis, sosial, dan spiritual/religi. Spiritual dengan religi tidak dapat dipisahkan dalam Islam, namun pada orang sekuler itu terpisah, mereka melihat cukup hatinya baik tanpa melihat agamanya.

     

    Penyebab biologis seperti penyakit tubuh, genetik, amputasi, stroke. Penyebab psikis yang biasa dirasakan yaitu merasa sial atau senang yang memiliki pola yang sama yaitu perasaan yang berulang, ada kasus ketakutan terhadap sesuatu yang sama ia alami pada masa kecilnya yang terpendam dalam hati yang pada akhirnya hal tersebut kejadian seperti pengalaman masa kecilnya sesuai apa yang disangkakan dalam hatinya. Sehingga hindari pikiran dan prasangka buruk agar tidak terjadi beneran. Paparan informasi dapat menyebabkan gangguan apalagi informasi negatif yang menimbulkan ketakutan sehingga rasa tersebut terlokalisasi sebagai reaksi untuk melindungi dan menghindari kejadian negatif tersebut, seperti berita perselingkuhan yang akan terus dipikirkan istri karena takut suaminya yang kejadian selingkuh. Penyebab religi seperti kurangnya iman.

     

    •  Aspek biologis: penyakit tertentu (stroke, GGK, hipo/hipertiroid, SLE, dll), gangguan hormonal, neurotransmitter/kimiawi, genetik, obat tertentu (alkohol, obat TBC) dll
    •  Aspek psikis: masalah tumbuh kembang, kepribadian tertentu, kejadian traumatik, stress berat/berkelanjutan, dll
    • Aspek sosial: masalah finansial, emosi tinggi, pelecehan/kekerasan/bullying, masalah keluarga/kecemburuan, dll
    • Aspek spiritual: kurang iman, gangguan jin, sihir, ‘ain, penyimpangan agama, dll

     

    Apa saja bentuk gangguan jiwa?

     

                Delirium adalah melantun, dementia adalah pikun, delirium dapat menjurus ke sakaratul maut maka dapat ditangani dengan pembacaan syahadat. Gangguan alkohol, kecubung, gangguan skizo, bipolar, PTSD, insomnia, pasca melahirkan, nifas, identitas kelamin Seperti LGBT yang dari tahun 1972 sudah dihilangkan narasi gangguan mental sehingga susah didapatkan obat penyembuhannya.

     

    • Gangguan Mental Organik: Demensia, Sindrom Amnesik Organik, Delirium
    • Gangguan Mental Dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat: Alkohol, Opioid, Kanabinoid, Sedatif/Hipnotik, Kokain, Halusinogenik, Tembakau, Dll
    • Gangguan Skiziotipal Dan Waham: Skizofrenia, Waham Menetap, Waham Induksi, Psikotik Akut Dan Sementara, Dll
    • Gangguan Afektif/Mood: Depresi, Bipolar, Siklotimia, Distimia, Dll
    • Gangguan Neurotik, Somatoform, dan Terkait Stress: Fobia, Panik, Obsesif Kompuylsif, Cemas Menyeluruh, PTSD, Disosiatif, Somatisasi, Dll
    • Gangguan Fisiologis: Disfungsi Seksual, Gang. Nifas, Gang. Mkakan, Gang. Tidur Non Organik, Penyalah Gunaan Zat Yang Tidak Menyebabkan Ketergantuungan, Dll
    • Gangguan Kepribadian: Kapribadian Khas, Kebiasaan/Impuls, Identitas Kelamin, Preferensi Seksual, Dll
    • Gangguan Perkembangan Fisiologis: Perkembangan Berbicara, Perkembangan Belajar Khas, Autis, Dll
    • Retardasi Mental: Ringan-Berat
    • Gangguan Perilaku Dan Emosional Onset Pada Masa Kanak Dan Remaja: ADHD, Tingkah Laku, Dll

     

    Apa saja penanganan terhadap gangguan jiwa?

    Penanganannya adalah dengan obat, tanpa obat seperti disetrum, setrum kecil, dsb. Secara psikososial dengan percakapan, hipnoterapi, latihan olahraga, melatih fungsi otak. Dengan spiritual adalah bagi yang muslim tadabbur Al Quran, dzikir, bersabar, hadir majlis ilmu.

     

    • Biologi: antipsikotik, antidepresan, anti anxietas, mood stabilizer, dll non medikamentosa: brain stimulation/TMS, ECT
    • Psikososial: psikoterapi, CBT, transaksional analisis, psikoanalisis, hipnoterapi, mindfulness, neurofeedback, dll olahraga, latihan kognitif (lego, TTS, dll)
    • Spiritual: tadabbur, tilawah, dzikir, berdoa, istirja, bersabar, hadir majlis ilmu, dll

     

    Kapan membutuhkan pertolongan?

     

    Ketika penderitaan mulai mengganggu fungsi seperti pekerjaan, relasi sosial, dan peran keseharian. Orang dengan gangguan jiwa dapat ditolong dengan diberikan pertolongan dengan membawakan ke profesional seperti dokter, psikiater, dan psikolog. Jika sudah membahayakan diri atau orang lain dan tidak dapat menjalankan fungsi merawat diri maka dapat segera ditangani untuk masuk perawatan rumah sakit.

     

    Kapan membutuhkan penyintas gangguan jiwa membutuhkan pertolongan? ketika mendapatkan gangguan dalam sosial, pekerjaan, peran keseharian. Usaha yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pertolongan adalah datang ke psikiater serta meminta pertolongan/curhat kepada Allah. Datang ke psikiater bukan berarti kita menduakan Allah dalam hal meminta pertolongan dan berserah diri, tetapi untuk menguraikan masalah dan menanyakan solusi dengan menceritakan keadaan dan mendapatkan bimbingan dan pendapat dari ahlinya. Kapan harus mendapatkan perawatan? ketika terjadi usaha percobaan bunuh diri atau mencelakai orang lain, melukai diri sendiri seperti tidak makan tidak tidur, tidak mandi.

     

    Stigma terhadap penyintas gangguan mental

     

    Stigma adalah ciri negatif yang menempel pada probadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. Stigma yang menempel pada seseorang dapat menyebabkan rasa direndahkan, dinodai, dan dianggap memalukan yang dipengaruhi oleh faktor kultural. Stigma kesehatan mental dapat dilihat sebagai aib, ketidaksetujuan, atau mendiskreditkan individu dengan masalah kesehatan mental. Stigma tersebut tidak hanya dapat diterima oleh penyontasnya tetapi juga dapat menimpa keluarganya, pemberi asuhan, dan support system-nya. Stigma memiliki beberapa jenis:

     

    • Self stigma: sikap negatif terhadap diri sendiri
    • Public stigma: sikap negatif dari orang lain
    • Profesional stigma: sikap negatif dari tenaga profesional/dokter ini yang berbahaya
    • Institutional stigma: stigma dengan kaitannya dengan kebijakan kelembagaan/pemerintah secara sadar atau tidak

     

    Bagaimana cara mengatasi stigma gangguan jiwa? Dengan cara mencari penanganan/pengobatan serta tidak membiarkan stigma mendorong rasa malu dan penolakan terhadap diri sendiri, tidak mengisolasi diri, bergabung dengan komunitas, speak up untuk melawan stigma, tidak melabeling diri dengan gangguan jiwa yang dialami.

     

    Bermuamalah dengan penyintas gangguan jiwa

     

    Terdapat pendekatan khusus dalam berinteraksi dengan penytintas gangguan jiwa karena mereka berbeda dengan manusia sehat jiwa pada umumnya. Kita perlu memperhatikan cara penyampaian yang lembut dan tidak membahas banyak topik pada satu waktu.bersikap hormat, penuh kasih sayang, dan empati terhadap perasaan mereka dengan mendengarkan secara reflektif. Tunjukan rasa hormat dan pengertian dalam cara mereka meyampaikan perasaan yang mereka alami. Nyatakan kekhawatiran anda dengan tulus, tatap mereka dengan kepedulian serta tawarkan bantuan dan dukungan untuk menghubungkan mereka dirasa mereka membutuhkannya. Pastikan untuk berbicara dengan santai dan tenang, beri harapan, semangat, dan doa untuk sembuh.

     

  • Mental Health: Gen Z yang paling memperhatikan!

    Mental Health bisa dikatakan hal yang baru dibicarakan pada zaman ini khususnya pada kalangan Gen Z yang menerapkan Worklife Balance yaitu menyeimbangkan tuntutan pendidikan dan pekerjaan dengan refreshing dan vakansi. Banyak kalangan Gen Z yang rental dengan gangguan mental dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang hampir semua faktor ini berkaitan dengan kemajuan teknologi dan penggunaan media sosial yang masif. Mudahnya informasi didapatkan dan dicari termasuk informasi negatif menjadi penyebab gangguan mental Gen Z. Berikut 5 Alasan Gen Z lebih rentan dengan gangguan mental dikutip dari Halodoc.com :

      1. Paparan media sosial termasuk konten negatif membuat Gen Z merasak terpuruk, ditambah dengan Influencer yang menampilkan standar tinggi dalam ham gaya hidup dan penampilan sehingga menuntut Gen Z untuk selalu mengikuti tren terbaru,
      2. pandangan pesimis terhadap dunia seperti kasus Covid-19 yang merengut banyak korban dalam jangka waktu yang cukup lama dan diberitakan dimana-mana membuat Gen Z yang pada saat itu banyak yang masih di fase remaja dan fase labil sehingga banyak mempertanyakan nasib dirinya di masa depan. Krisis iklim dan kekerasan di penjuru dunia juga menambah pikiran Gen Z terhadap eksistensinya di dunia,
      3. terisolasi dari lingkungan dengan menggunakan internet selama 10 jam bahkan lebih dalam sehari menjadikan Gen Z sebagai generasi yang minim interaksi secara langsung in real life,
      4. lebih peduli dengan isu politik dan sosial dengan akses terhadap berita baru mengenai politik dan sosial khususnya informasi politik dan keadaan ekonomi negara yang tidak stabil mendorong pikiran pesimis
      5. ketidakpastian masa depan akibat terancamnya pekerjaan diambil oleh AI yang membuat Gen Z harus memutar otak untuk mencari pekerjaan baru.
    1.  
    1.  
    1.  
    1.