Keranjang Anda kosong!
Blog
Delapan Golongan Penerima Zakat
Delapan golongan penerima zakat telah disebutkan dalam Al-Quran
اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعٰمِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغٰرِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang memerlukan pertolongan), sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.”(QS. At-Taubah: 60)
Ayai ini menggunakan kata “innama” yang memberikan makna pembatasan sehingga bahwa zakat hanya diberikan untuk delapa golongan tersebut, tidak untuk golongan lainnya.
Golongan pertama dan kedua: fakir dan miskin
Menutur ulama Syafi’iyah dan Malikiyah, fakir adalah seseorang yang tidak memiliki harta dan usaha yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun miskin adalah orang yang hanya mampu mencukupi separuh atau lebih dari separuh kebutuhannya, namun tidak memenuhi seluruhnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin memberi gambaran perbedaan antara fakir dan miskin. Jika seseorang mendapat gaji dalam setahun sebesar 5.000 riyal sedangkan kebutuhan hidupnya 10.000 riyal, maka kondisi tersebut dapat dikatakan miskin karena ia hanya mampu memenuhi separuh kebutuhannya. Apabila seseorang mendapat gaji 4.000 riyal dalam setahun sedangkan kebutuhannya dalam setahun sebesar 10.000 riyal maka dalam kondisi tersebut dia dianggap fakir. Begitu pula bila dia tidak memiliki pekerjaan maka dia dianggap fakir.
Golongan ketiga: amil zakat
Sayyid Sabiq rahimahullah ,mengatakan, “Amil zakat adalah orang yang diangkat oleh penguasa atau wakil penguasa untuk bekerja mengumpulkan zakat dari orang-orang kaya. Termasuk amil zakat orang yang bertugas menjaga harta zakat, penggembala hewan ternak zakat, dan juru tulis yang bekerja di kantor zakat.”
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin mengatakan, ” Amil zakat adalah orang yang diangkat oleh penguasa untuk mengambil zakat dari orang-orang yang berkewajiban untuk menunaikannya lalu menjaga dan mendistribusikannya. Mereka diberi zakat sesuai dengan kadar kerja mereka, meski mereka sebenarnya adalah orang kaya. Adapun orang biasa yang menjadi wakil orang yang berzakat untuk mendiatribusikan zakatnya bukanlah termasuk amil zakat, sehingga mereka tidak berhak mendapatkan harta zakat sedikit pun karena status mereka hanya sebagi wakil. Akan tetapi, jika mereka dengan penuh kerelaan hati mendistribusikan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan penuh amanah dan kesungguhan, maka mereka turut mendapatkan pahala. Namun jika mereka meminta upah karena telah mendistribusikan zakat, orang yang berzakat wajib memberi mereka upah dari hartanya yang lain, bukan dari zakat (yang mereka tunaikan).”
Berdasarkan paparan diatas syarat seseorang agar bisa disebut amil zakat adalah” diangkat dan diberi otoritas oleh penguasa muslim untuk mengambil zakat dan mendistribusikannya”. Dengan demikian panitia-panitia yang ada di berbagai masjid serta orang yang menagnkat dirinya sendiri menjadi amil bukanlah amil zakat secara syar’i. hal ini sesuai dengan istilah amil, karena yang disebut amil adalah pekerja yang dipekrjakan oleh pihak tertentu.
Memiliki otoritas untuk mengambil dan mengumpulkan zakat adalah sebuah keniscayaan bagi amil, karena amil memiliki kewajiban untuk mengambil zakat secara paksa dari orang yang menolak membayar zakat. Berapa besar zakat yang diberikan kepada amil? Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan, “Ia diberikan sebagaimana upah hasil kerja kerasnya”.
Golongan keempat: muallafatu qulubuhun (orang yang ingin dilembutka hatinya)
Bisa jadi ini adalah golongan muslim dan kafir.
Contoh dari kalangan muslim:
- Orang yang lemah imannya. Ia diberi zakat untuk menguatkan imannya. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan, “Termasuk golongan mu’allafatu qulubuhum adalah orang yang diharapkan ketika diberikan zakat imannya akan semakin kuat. Orang yang diberi di sini adalah yang lemah imannya, seperti meremehkan shalat, lalai menunaikan zakat, lalai melaksanakan kewajiban haji dan puasa, serta semacamnya.”
- Pemimpin di kaumnya, lanatas masuk Islam, Ia diberi zakat untuk mendorong orang kafir semisalnya agar tertarik pula untuk masuk Islam.
Contoh dari kalangan kafir:
- Orang kafir yang sedang tertarik pada Islam. Ia diberi zakat supaya condong untuk masuk Islam,
- Orang kafir yang ditakutkan akan bahayanya. Ia diberikan zakat agar menahan dirinya supaya tidak mengganggu kaum muslimin.
Oleh sebab itu, orang yang sudah lama masuk Islam dan sudah bagus keislamannya tidak tepat diberikan zakat, karena ia bukan lagi orang yang mu’allafatu qulubuhum. Wallahu a’alam.
Golongan kelima: pembebasan budak
Pembebasan budak yang termasuk di sini adalah: (1) pembebasan budak mukatab, yaitu budak yang berjanji pada tuannya untuk memerdekakan dirinya dengan syarat melunasi pembayaran tertentu, (2) pembebasan budak muslim, dan (3) pembebasan tawanan muslim, yang berada di tangan orang kafir.
Golongan keenam: orang yang terlilit hutang
Yang termasuk golongan ini adalah:
Pertama: Orang yang terlilit utang demi kemaslahatan dirinya, Namun , ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:
- Yang berutang adalah orang muslim.
- Bukan termasuk ahlul baiy (keluarga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam).
- Bukan orang yang bersengaja berutang untuk mendapatkan zakat.
- Orang yang berutang bukan dalam rangka maksiat seperti untuk minuma keras, berjudi, berzina, kecuali jika ia bertaubat.
- Utang tersebut mesti segera dilunasi, bukan utang yang masih tertunda untuk dilunasi beberapa tahun lagi. Jika utang tersebut mesti dilunasi pada tahun itu juga berarti ia berhak menerima zakat.
- Bukan orang yang masih memiliki harta simapanan untuk melunasi utangnya.
Kedua: Orang yang terlilit utang untuk memperbaiki hubungan orang lain. Artinya ia berutang bukan untuk kepentingan pribadinya.
Ketiga: Orang yang berutang karena dhomin (penanggung jaminan utang orang lain). Namun, disyaratkan bahwa orang yang menjamin utang dan yang dijamin utangnya sama-sama orang yang sulit melunasi utang.
Golongan ketujuh:di jalan Allah (fi sabilillah)
Yang termasuk fi sabilillah adalah:
Pertama: Berperang di jalan Allah
Orang yang berperang di jalan Allah tidak berjuan untuk kemaslahatan dirinya saja, tetapi juga untuk kemaslahatan seluruh kaum muslimin, sehingga tidak disyaratkan fakir atau miskin
Kedua: Untuk kemaslahatan perang
Seperti untuk pembangunan benteng pertahanan, penyediaan kendaraan perang, penyediaan persenjataan, pemberian upah pada mata-mata – baik muslim atau kafir – yang bertugas untuk memata-matai musuh
Golongan kedelapan: ibnu sabil, yaitu orang yang kehabisan bekal di perjalanan
Ialah orang asing yang tidak dapat kembali ke negerinya. Ia diberi zakat agar dapat melanjutkan perjalanan ke negerinya. Ibnu sabil diberi zakat apabila memenuhi syarat: (1) muslim dan buka ahlul bait (keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), (2) tidak memiliki harta pada saat itu sebagai biaya untuk kembali ke negerinya walaupun di negerinya dia adalah orang yang berkecukupan, dan (3) safar yang dilakukan bukanlah safar maksiat.
Mental Illness Dalam Pandangan Islam
Jangan menjudge penyintas gangguan mental atau mental illness dengan “Antum kurang iman”, “Antum kurang ibadah”. Semua orang tidak ada yg mengaku imannya tinggi, semua orang tidak mengaku ibadahnya banyak, jadi sama saja. Kita perlu mencari tahu penyebab gangguan mental dengan bertanya, tidak langsung menjudge orang tersebut.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kauketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (QS. Al Isra: 36)
فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ
Maka, bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS. An-Nahl: 43)
Apa yang dimaksud dengan jiwa?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jiwa memiliki arti roh manusia (yang ada di di tubuh dan menyebabkan seseorang hidup atau nyawa. Jiwa juga diartikan sebagai seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, dan sebagainya). Jiwa juga dapat diartikan dengan mental atau psyche yang terdiri dari pikiran, perasaan, dan perilaku. Dalam konsep holistic manusia, jiwa terdiri dari unsur biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Jiwa adalah mental, psyche, psikis. Psikis adalah satu kesatuan yang mencakup pikiran, perasaan dan perilaku. Terlintasnya di pikiran akan menimbulkan suatu perilaku. Amanah orang tua, semangat ibadah, dll merupakan alasan yang menggerakan emosi. Depresi merupakan rasa jiwa tertekan yang menghasilkan demotivasi, cepat capek, dll. Kesedihan yang tidak diketahui penyebabnya disebabkan oleh banyaknya kesedihan yang muncul di alam bawah kesadaran seperti trauma, ketakutan. Orang dengan gangguan kecemasan mengalami otomatisasi, gampang untuk terpicu kecemasannya seperti ketika ada orang diluar maka dicurigai untuk mencelakakannya.
Definisi sehat jiwa, ODMK, dan ODGJ
Kesehatan jiwa adalah kondisi individu dapat berkembang secara fisik, mental, sosial sehingga menyadari individu tersebut kemampuan nya sendiri dan mengatasi tantangan dan tekanan, dapat bekerja secara produktif. Orang dalam masalah kejiwaan adalah yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial, pertumbuhan yang memiliki resiko gangguan jiwa. Masalah adalah perbedaan kondisi kenyataan dengan keinginan yang ada di tubuhnya, pikiran, dll.
- Sehat Jiwa: Kondisi dimana seorang individu dapat berkembang sehingga menyadari akan kemampuan sendiri, dapat engatasi tekanan, dapat bekerja produktif, dan mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat.
- Orang Dengan Masalah Kejiwaan: Orang yang memiliki masalah fisik, mental, sosial, pertumbunan da perkembangan, dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki resiko mengalami gangguan jiwa
- Orang Dengan Gangguan Jiwa: Orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang terkumpul sehingga mengakibatkan perubahan perilaku, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan perilaku normal sebagaimana semestinya.
Apa saja penyebab gangguan jiwa?
Manusia adalah makhluk yang lengkap yang memiliki unsur biologi, psikis, sosial, dan spiritual yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan kejiwaan. Orang dengan gangguan jiwa yaitu mengalami gangguan jiwa, mental, perilaku yg termanifestasi dalam bentuk gejala yang bermakna yang menimbulkan hambatan menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Penyebab gangguan jiwa dari aspek biologis, psikis, sosial, dan spiritual/religi. Spiritual dengan religi tidak dapat dipisahkan dalam Islam, namun pada orang sekuler itu terpisah, mereka melihat cukup hatinya baik tanpa melihat agamanya.
Penyebab biologis seperti penyakit tubuh, genetik, amputasi, stroke. Penyebab psikis yang biasa dirasakan yaitu merasa sial atau senang yang memiliki pola yang sama yaitu perasaan yang berulang, ada kasus ketakutan terhadap sesuatu yang sama ia alami pada masa kecilnya yang terpendam dalam hati yang pada akhirnya hal tersebut kejadian seperti pengalaman masa kecilnya sesuai apa yang disangkakan dalam hatinya. Sehingga hindari pikiran dan prasangka buruk agar tidak terjadi beneran. Paparan informasi dapat menyebabkan gangguan apalagi informasi negatif yang menimbulkan ketakutan sehingga rasa tersebut terlokalisasi sebagai reaksi untuk melindungi dan menghindari kejadian negatif tersebut, seperti berita perselingkuhan yang akan terus dipikirkan istri karena takut suaminya yang kejadian selingkuh. Penyebab religi seperti kurangnya iman.
- Aspek biologis: penyakit tertentu (stroke, GGK, hipo/hipertiroid, SLE, dll), gangguan hormonal, neurotransmitter/kimiawi, genetik, obat tertentu (alkohol, obat TBC) dll
- Aspek psikis: masalah tumbuh kembang, kepribadian tertentu, kejadian traumatik, stress berat/berkelanjutan, dll
- Aspek sosial: masalah finansial, emosi tinggi, pelecehan/kekerasan/bullying, masalah keluarga/kecemburuan, dll
- Aspek spiritual: kurang iman, gangguan jin, sihir, ‘ain, penyimpangan agama, dll
Apa saja bentuk gangguan jiwa?
Delirium adalah melantun, dementia adalah pikun, delirium dapat menjurus ke sakaratul maut maka dapat ditangani dengan pembacaan syahadat. Gangguan alkohol, kecubung, gangguan skizo, bipolar, PTSD, insomnia, pasca melahirkan, nifas, identitas kelamin Seperti LGBT yang dari tahun 1972 sudah dihilangkan narasi gangguan mental sehingga susah didapatkan obat penyembuhannya.
- Gangguan Mental Organik: Demensia, Sindrom Amnesik Organik, Delirium
- Gangguan Mental Dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat: Alkohol, Opioid, Kanabinoid, Sedatif/Hipnotik, Kokain, Halusinogenik, Tembakau, Dll
- Gangguan Skiziotipal Dan Waham: Skizofrenia, Waham Menetap, Waham Induksi, Psikotik Akut Dan Sementara, Dll
- Gangguan Afektif/Mood: Depresi, Bipolar, Siklotimia, Distimia, Dll
- Gangguan Neurotik, Somatoform, dan Terkait Stress: Fobia, Panik, Obsesif Kompuylsif, Cemas Menyeluruh, PTSD, Disosiatif, Somatisasi, Dll
- Gangguan Fisiologis: Disfungsi Seksual, Gang. Nifas, Gang. Mkakan, Gang. Tidur Non Organik, Penyalah Gunaan Zat Yang Tidak Menyebabkan Ketergantuungan, Dll
- Gangguan Kepribadian: Kapribadian Khas, Kebiasaan/Impuls, Identitas Kelamin, Preferensi Seksual, Dll
- Gangguan Perkembangan Fisiologis: Perkembangan Berbicara, Perkembangan Belajar Khas, Autis, Dll
- Retardasi Mental: Ringan-Berat
- Gangguan Perilaku Dan Emosional Onset Pada Masa Kanak Dan Remaja: ADHD, Tingkah Laku, Dll
Apa saja penanganan terhadap gangguan jiwa?
Penanganannya adalah dengan obat, tanpa obat seperti disetrum, setrum kecil, dsb. Secara psikososial dengan percakapan, hipnoterapi, latihan olahraga, melatih fungsi otak. Dengan spiritual adalah bagi yang muslim tadabbur Al Quran, dzikir, bersabar, hadir majlis ilmu.
- Biologi: antipsikotik, antidepresan, anti anxietas, mood stabilizer, dll non medikamentosa: brain stimulation/TMS, ECT
- Psikososial: psikoterapi, CBT, transaksional analisis, psikoanalisis, hipnoterapi, mindfulness, neurofeedback, dll olahraga, latihan kognitif (lego, TTS, dll)
- Spiritual: tadabbur, tilawah, dzikir, berdoa, istirja, bersabar, hadir majlis ilmu, dll
Kapan membutuhkan pertolongan?
Ketika penderitaan mulai mengganggu fungsi seperti pekerjaan, relasi sosial, dan peran keseharian. Orang dengan gangguan jiwa dapat ditolong dengan diberikan pertolongan dengan membawakan ke profesional seperti dokter, psikiater, dan psikolog. Jika sudah membahayakan diri atau orang lain dan tidak dapat menjalankan fungsi merawat diri maka dapat segera ditangani untuk masuk perawatan rumah sakit.
Kapan membutuhkan penyintas gangguan jiwa membutuhkan pertolongan? ketika mendapatkan gangguan dalam sosial, pekerjaan, peran keseharian. Usaha yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pertolongan adalah datang ke psikiater serta meminta pertolongan/curhat kepada Allah. Datang ke psikiater bukan berarti kita menduakan Allah dalam hal meminta pertolongan dan berserah diri, tetapi untuk menguraikan masalah dan menanyakan solusi dengan menceritakan keadaan dan mendapatkan bimbingan dan pendapat dari ahlinya. Kapan harus mendapatkan perawatan? ketika terjadi usaha percobaan bunuh diri atau mencelakai orang lain, melukai diri sendiri seperti tidak makan tidak tidur, tidak mandi.
Stigma terhadap penyintas gangguan mental
Stigma adalah ciri negatif yang menempel pada probadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. Stigma yang menempel pada seseorang dapat menyebabkan rasa direndahkan, dinodai, dan dianggap memalukan yang dipengaruhi oleh faktor kultural. Stigma kesehatan mental dapat dilihat sebagai aib, ketidaksetujuan, atau mendiskreditkan individu dengan masalah kesehatan mental. Stigma tersebut tidak hanya dapat diterima oleh penyontasnya tetapi juga dapat menimpa keluarganya, pemberi asuhan, dan support system-nya. Stigma memiliki beberapa jenis:
- Self stigma: sikap negatif terhadap diri sendiri
- Public stigma: sikap negatif dari orang lain
- Profesional stigma: sikap negatif dari tenaga profesional/dokter ini yang berbahaya
- Institutional stigma: stigma dengan kaitannya dengan kebijakan kelembagaan/pemerintah secara sadar atau tidak
Bagaimana cara mengatasi stigma gangguan jiwa? Dengan cara mencari penanganan/pengobatan serta tidak membiarkan stigma mendorong rasa malu dan penolakan terhadap diri sendiri, tidak mengisolasi diri, bergabung dengan komunitas, speak up untuk melawan stigma, tidak melabeling diri dengan gangguan jiwa yang dialami.
Bermuamalah dengan penyintas gangguan jiwa
Terdapat pendekatan khusus dalam berinteraksi dengan penytintas gangguan jiwa karena mereka berbeda dengan manusia sehat jiwa pada umumnya. Kita perlu memperhatikan cara penyampaian yang lembut dan tidak membahas banyak topik pada satu waktu.bersikap hormat, penuh kasih sayang, dan empati terhadap perasaan mereka dengan mendengarkan secara reflektif. Tunjukan rasa hormat dan pengertian dalam cara mereka meyampaikan perasaan yang mereka alami. Nyatakan kekhawatiran anda dengan tulus, tatap mereka dengan kepedulian serta tawarkan bantuan dan dukungan untuk menghubungkan mereka dirasa mereka membutuhkannya. Pastikan untuk berbicara dengan santai dan tenang, beri harapan, semangat, dan doa untuk sembuh.
Makna Kalimat Tauhid
Masih banyak masyarakat yang salah dalam memahami kalimat tauhid dengan mengatakan tauhid yaitu tidak ada yang berkuasa selain Allah, tidak ada wujud yang hakiki selain Allah, tidak ada pengatur alam semesta selain Allah, dan tidak ada penguasa abadi selain Allah.Makna yang tepat dari kalimat tauhid laa ilaaha illallah adalah tidak ada yang berhak disembah, dijadikan sebagai sasaran ibadah, dan dipersembahkan ibadah dengan cara yang benar, kecuali hanya Allah saja.Terdapat kesalahan penulisan yang berpengaruh kepada kesalahan makna dalam kalimat tauhid yang tersebar di masyarakat. Kalimat tidak ada tuhan selain Allah merupakan rangkaian yang keliru sehingga sebagai seorang muslim yang beriman, kita perlu mengkoreksi kalimat ini. Kalimat yang tepat adalah yang terdapat penambahan kata “yang berhak disembah” sehingga menjadi ‘tidak ada tuhan yang berhak disembah selain allah”Salah pergaulan
Salah pergaulan dapat memengaruhi kehidupan kita. Kalian pernah gak punya teman, katakan teman SMP atau SMA, dia orangnya gak bermasalah, anaknya baik, gak buat onar, patuh sama perintah orang tua dan guru, tapi setelah lulus dia berubah.
Akhirnya kalian menjalankan kehidupan masing-masing. kalian berpisah karena melanjutkanpendidikan di tempat berbeda. Namun kalian tahu bahwa ada yang tidak beres dengan teman kalian. Sikapnya mulai berubah. Dia mulai menunjukan sifat membangkangnya. Prinsip yang dia pegang dahulu, sekarang hilang. Dia mulai masuk pergaulan yang salah dan mengikuti lingkungan barunya yang melempar dia dari prinsip yang dia pegang. Dia mulai takut ketinggalan gaya hidup terbaru dari teman-temannya. FOMO.
Anak yang dahulu kita lihat cerdas, berkarakter, dapat menjalankan prinsipnya, patuh dengan aturan, ternyata dapat berubah. Dia selama ini merasa terkekang dengan lingkungan lamanya. Dari luar terlihat aman-aman saja, namun jika melihat dari dalam, dia hanya menjalankan perintah saja dan mengikuti mayoritas yang sama-sama mengikuti peruntah saja. Dia tidak sepenuhnya memahami apa yang sebenarnya dia lakukan. Ketika dia mulai lepas dari lingkungan lamanya. Satu-persatu sifat aslinya muncul. Tidak ada aturan, tidak ada yang menegur, akses tidak terbatas. Semuanya tidak terbatas
Lingkungan yang baik adalah privilage. Tidak semua orang dapat merasakannya, pun yang merasakannya dapat kehilangan. Selama diri kita baik, ajaklah orang-orang terdekat kita untuk saling membantu dalam hal kebaikan, hindari dari orang-orang yang membawa keburukan. Temanmu butuh pertolonganmu, namun dia tidak bisa menyampaikannya.
Baca juga: https://salmanrafi.com/cara-membuat-planning-harian/
Pengantar Ilmu Ushul Fiqih
Pintu sebelum memasuki ilmu harus mengetahui 10 hal salah satunya Al haddun atau batasan atau definisi
Definisi
Ushul artinya dasar, akar, sesuatu yg menjadi tumpuan. Fiqih adalah ahkam syariyah. Ushul fiqih adalah ilmu berisi dasar ilmu fiqih. Ushul fiqih tidak mencakup pembahasan cara puasa, cara sholat. Tetapi Ushul fiqih adalah membahas apa saja sesuatu yg bisa dijadikan dalil dan hukum syari’at.Tsamarah/Keuntungan mempelajari Ushul Fiqih
Keuntungan yang didapati dalam mempelajari Ushul fiqih adalah mendekat kepada Allah sebab memahami Al Qur’an dan as sunnah. Ushul fiqih menjadi alat lahirnya ijtihad. Minimal seorang yg belajar Ushul fiqih yaitu mengetahui siapa orang yg bisa berijtihad.Keutamaan Ushul Fiqih
Fadhl atau keutamaan belajar ilmu ini yaitu ditinggikan derajatnya, yarfaillahu llaziina amanu wallaziina uutul ilma darajat
Peletak atau Al waadhi’ yaitu imam syafi’i. Membuat ilmu yg sistematis yang mana belum dilakukan pada zaman sahabat. Pada zaman sahabat sudah ada dengan mengeluarkannya secara langsung sebab semua orang masih memiliki kemudahan dalam memahaminya, namun belum disusun secara sistematik, bukannya imam Syafii melakukan bidah.
Sumber ilmu ini yaitu Alquran dan assunnah, ijma para salaf dan bahasa arab. Memahami kaedah Alquran dan assunnah dengan kembali kepada bahasa arab karena keduanya menggunakan bahasa ituHukum belajar Ushul fiqih adalah fardhu kifayah. Sesuatu yg wajib diamalkan wajib juga untuk mempelajarinya sebelum mengamalkannya. Ushul fiqih tidak wajib untuk setiap individu namun wajib bagi Mujtahid, karena harus ada pada setiap zaman memiliki Mujtahid dan ia harus mempelajari Ushul fiqih. Bisa menjadi fardhu ain jika ia ingin mempelajari Ushul fiqih.
Ilmu Ushul fiqih bisa melihat dan menyeleksi siapa saja yg bisa menjadi mujtahid dengan penjelasan kitab shofwah Ushul fiqih. Kitab shofwah Ushul fiqih disimpulkan dari beberapa buku Ushul fiqih. Penyusunan kalimat dalam buku ini dipilih dengan kata kata yg tidak mumet. Mukhtasar yg benar adalah yg jelas bukan sekedar pendek dan ringkas seperti buku ini.
Dalil diambil dari Al Qur’an, as Sunnah, ijma’, dan qiyas. Al-Quran adalah Kalamullah as Sunnah adalah hadits nabi, ijma’ adalah konsensus para ulama tidak masuk disitu orang yang bukan ulama, qiyas adalah analogi yaitu mengambil permasalahan yang belum ada hukumnya lalu dikaitkan dengan permasalahan sebelumnya yang sudah ada hukumnya.
2 sekolah besar Ushul fiqih adalah Hanafiah dan Syafi’iyah tidak hanya Syafii namun juga malikiyah dan hambaliyah, ketiganya terdapat perbedaan dibeberapa masalah namun hanya sedikit sehingga dimasukan dalam satu aliran. Menyikapi perbedaan dari kedua sekolah ini yaitu mengikuti ulama dengan keilmuan yg lebih tinggi jika belum memiliki kemampuan berdalil.
Cara Membuat Planning Harian
Buat daftar kegiatan yang ingin dilakukan. Kalian punya kewajiban skripsi, tapi di sisi lain kalian juga mau membaca buku, membersihkan kamar, bertemu dengan teman, mendatangi diskusi, dan kegiatan lain. Kalian pikirkan dan catat kegiatan yang ingin kalian lakukan
Hitung jam efektif yang ingin dilakukan. Setiap orang punya keinginan untuk menghabiskan waktunya dan lama waktu yang digunakan berbeda-beda. Ada orang yang punya jam efektif yang simgkat ada juga yang panjang. Penting juga untuk memerhatikan jam tidur atau istirahat kalian untuk membatasi waktu efektif kalian
Pilihlah kegiatan yang paling penting. Kalau kalian mahaiswa akhir maka menulis skripsi merupakan pilihan pertama untuk diselesaikan. Kegiatan penunjang seperti menulis jurnal dan artikel dapat ditaruh diurutan selanjutnya walaupun keduanya sama-sama menulis.
Tentukan target selesainya kegiatan. Taruhlah beberapa hari kedepan untuk menyelesaikan satu bab atau sub bab skripsi kalian karena hal ini dapat mendorong kalian untuk cepat mengeksekusinya. Tidak menulis target selesai dapat menunda kalian dari mencoba memulai.
Hanya butuh 1 gerakan untuk mulai produktif…
Lihat sekelilingmu. Engkau saat ini sedang berada di ruanganmu, entah kamar, rumah, kos, atau ruang pribadimu. Berapa banyak barang yang ada di ruanganmu? Apakah itu benar barang-barang milikmu? Jika iya, apakah engkau benar-benar membutuhkan barang itu berada di ruanganmu selama ini?
Ya, engkau baru tersadar selama ini kamarmu tidak pernah terlihat rapih. Engkau tidak punya cukup ruang untuk menaruh barangmu. Gerakanmu terbatas yang membuatmu kebingungan sendiri bagaimana cara memulai produktivitas. Kebersihan tidak hanya menata rapi, namun juga menciptakan ruang yang cukup untuk dapat melihat dengan renggang dan lega.
Ruangan yang luang mencerminkan pikiran kita yang siap menerima ide-ide baru. Kegiatan yang produktif dapat dimulai dari lingkungan yang hanya memiliki beberapa objek dan sisa ruang yang cukup, sehingga dengan mudah dapat menukar dan mengoreksi lokasi dari objek tersebut.
Penting untuk “membuat” kamar atau ruangan kita pada pagi hari, sebelum memulai aktivitas kita.
Mental Health: Gen Z yang paling memperhatikan!
Mental Health bisa dikatakan hal yang baru dibicarakan pada zaman ini khususnya pada kalangan Gen Z yang menerapkan Worklife Balance yaitu menyeimbangkan tuntutan pendidikan dan pekerjaan dengan refreshing dan vakansi. Banyak kalangan Gen Z yang rental dengan gangguan mental dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang hampir semua faktor ini berkaitan dengan kemajuan teknologi dan penggunaan media sosial yang masif. Mudahnya informasi didapatkan dan dicari termasuk informasi negatif menjadi penyebab gangguan mental Gen Z. Berikut 5 Alasan Gen Z lebih rentan dengan gangguan mental dikutip dari Halodoc.com :
-
- Paparan media sosial termasuk konten negatif membuat Gen Z merasak terpuruk, ditambah dengan Influencer yang menampilkan standar tinggi dalam ham gaya hidup dan penampilan sehingga menuntut Gen Z untuk selalu mengikuti tren terbaru,
- pandangan pesimis terhadap dunia seperti kasus Covid-19 yang merengut banyak korban dalam jangka waktu yang cukup lama dan diberitakan dimana-mana membuat Gen Z yang pada saat itu banyak yang masih di fase remaja dan fase labil sehingga banyak mempertanyakan nasib dirinya di masa depan. Krisis iklim dan kekerasan di penjuru dunia juga menambah pikiran Gen Z terhadap eksistensinya di dunia,
- terisolasi dari lingkungan dengan menggunakan internet selama 10 jam bahkan lebih dalam sehari menjadikan Gen Z sebagai generasi yang minim interaksi secara langsung in real life,
- lebih peduli dengan isu politik dan sosial dengan akses terhadap berita baru mengenai politik dan sosial khususnya informasi politik dan keadaan ekonomi negara yang tidak stabil mendorong pikiran pesimis
- ketidakpastian masa depan akibat terancamnya pekerjaan diambil oleh AI yang membuat Gen Z harus memutar otak untuk mencari pekerjaan baru.
-
Agar urusan menjadi mudah…
Kita sering menemui urusan yang kita lakukan mendapati kesulitan. Urusan agama yang sulit dilakukan maka ada yang keliru dengan orangnya bukan agamanya. Agama justru membuat orang bisa lebih mudah.
Sebab akibat dibagi menjadi 2. Sebab akibat kauni adalah sebab akibat yang bisa kita lihat seperti sebab kenyang adalah makan. Sebab akibat syar’i adalah sebab akibat yang tidak bisa diamati seperti sebab lapang rezeki adalah istighfar, sebab panjang umur adalah silaturahmi. Kita akan membahas sebab-akibar dari sisi syar’i.
Sebab kemudahan dari sisi syar’i :
- Takwa. Yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang tidak bertakwa maka maksiatnya dapat memberantakkan urusan.
- Bergantung kepada Allah. Kesulitan yang kita temui yang pertama kita lakukan adalah mengadu dan berdoa kepada Allah. Mencoba melakukan istikharah sebelum menentukan semua keputusan dalam urusan kita.
- Niat akhirat. Allah akan mencerai beraikan urusan kita jika diniatkan kepada dunia.
- Berilmu. Urusan yang tidak disertai ilmu maka kerusakannya yang ua perbuat lebih besar dari pada maslahat yang diperoleh.
- Tenang. Melakukan sesuatu pada waktu yang seharusnya. Lawan tenang adalah tergesa-gesa yaitu hanya melakukan lahiriyah saja tanpa menilai lebih dulu dan memerhatikan dengan seksama.
- Bertahap. Memforsir diawal mengakibatkan urusan berantakan lebih cepat. Tidak mengambil urusan besar lebih cepat agar urusan cepat selesai, namun mulailah dengan urusan kecil sebagai pemanasan sebelum urusan besar.
- Berlapang dada. Berdebat dan banyak tanya menjadi sebab kebinasaan umat terdahulu. Berdebat juga menjadi sebab terangkatnya kebaikan berupa ilmu.
- Berbaik sangka. Berbaik sangka kepada Allah sebab kemudahan urusan.
- Memudahkan orang lain. Membantu memudahkan urusan orang lain tidak membuat urusan kita sulit. Sebaliknya jika mensulitkan orng lain maka urusan kita akan dipersulit.
- Merahasiakan urusan. Selama tidak ada kebutuhan untuk diceritakan maka tahanlah untuk menceritakan urusan kita sehingga urusan kita tetap rahasia. Minta tolonglah kepada Allah atas keberhasilan rencana kita dengan merahasiakannya. Ada celah hasad bagi pemilik nikmat.
- Tahu kadar diri. Menilai kemampuan sendiri menjadi patokan dalam mengambil urusan sehingga kadar kemampuan diri kita dapat mencukupi besar urusan kita. Allah merahmati orang yang mengetahui kadar dirinya.
- Lemah lembut. Sifat kasar dapat merusak dan memberantakkan urusan kita. Sebab lemah lembut adalah rahmat Allah.
- Sabar. Mendapatkan kemudahan dan kebaikan yang banyak dengan kesabaran. Orang yang kuat bukan yang pandai bergelut namun adalah orang yang dapat menguasai amarahnya.
Ketika mendapati kesulitan : doa, salat, yakinlah kemudahan semakin dekat, semakin sulit ibadah semakin besar pahala, kesulitan dapat menggugurkan dosa.
(Faedah ini diambil dari Daurah Pra Ramadhan membahas buku Kitab Kemudahan bersama Ustadz Muhammad Rezki Hr, Ph.D.)
Hello world!
Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start writing!