Keranjang Anda kosong!
Penulis: rafisalman66@gmail.com
Hanya butuh 1 gerakan untuk mulai produktif…
Lihat sekelilingmu. Engkau saat ini sedang berada di ruanganmu, entah kamar, rumah, kos, atau ruang pribadimu. Berapa banyak barang yang ada di ruanganmu? Apakah itu benar barang-barang milikmu? Jika iya, apakah engkau benar-benar membutuhkan barang itu berada di ruanganmu selama ini?
Ya, engkau baru tersadar selama ini kamarmu tidak pernah terlihat rapih. Engkau tidak punya cukup ruang untuk menaruh barangmu. Gerakanmu terbatas yang membuatmu kebingungan sendiri bagaimana cara memulai produktivitas. Kebersihan tidak hanya menata rapi, namun juga menciptakan ruang yang cukup untuk dapat melihat dengan renggang dan lega.
Ruangan yang luang mencerminkan pikiran kita yang siap menerima ide-ide baru. Kegiatan yang produktif dapat dimulai dari lingkungan yang hanya memiliki beberapa objek dan sisa ruang yang cukup, sehingga dengan mudah dapat menukar dan mengoreksi lokasi dari objek tersebut.
Penting untuk “membuat” kamar atau ruangan kita pada pagi hari, sebelum memulai aktivitas kita.
Mental Health: Gen Z yang paling memperhatikan!
Mental Health bisa dikatakan hal yang baru dibicarakan pada zaman ini khususnya pada kalangan Gen Z yang menerapkan Worklife Balance yaitu menyeimbangkan tuntutan pendidikan dan pekerjaan dengan refreshing dan vakansi. Banyak kalangan Gen Z yang rental dengan gangguan mental dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang hampir semua faktor ini berkaitan dengan kemajuan teknologi dan penggunaan media sosial yang masif. Mudahnya informasi didapatkan dan dicari termasuk informasi negatif menjadi penyebab gangguan mental Gen Z. Berikut 5 Alasan Gen Z lebih rentan dengan gangguan mental dikutip dari Halodoc.com :
-
- Paparan media sosial termasuk konten negatif membuat Gen Z merasak terpuruk, ditambah dengan Influencer yang menampilkan standar tinggi dalam ham gaya hidup dan penampilan sehingga menuntut Gen Z untuk selalu mengikuti tren terbaru,
- pandangan pesimis terhadap dunia seperti kasus Covid-19 yang merengut banyak korban dalam jangka waktu yang cukup lama dan diberitakan dimana-mana membuat Gen Z yang pada saat itu banyak yang masih di fase remaja dan fase labil sehingga banyak mempertanyakan nasib dirinya di masa depan. Krisis iklim dan kekerasan di penjuru dunia juga menambah pikiran Gen Z terhadap eksistensinya di dunia,
- terisolasi dari lingkungan dengan menggunakan internet selama 10 jam bahkan lebih dalam sehari menjadikan Gen Z sebagai generasi yang minim interaksi secara langsung in real life,
- lebih peduli dengan isu politik dan sosial dengan akses terhadap berita baru mengenai politik dan sosial khususnya informasi politik dan keadaan ekonomi negara yang tidak stabil mendorong pikiran pesimis
- ketidakpastian masa depan akibat terancamnya pekerjaan diambil oleh AI yang membuat Gen Z harus memutar otak untuk mencari pekerjaan baru.
-
Agar urusan menjadi mudah…
Kita sering menemui urusan yang kita lakukan mendapati kesulitan. Urusan agama yang sulit dilakukan maka ada yang keliru dengan orangnya bukan agamanya. Agama justru membuat orang bisa lebih mudah.
Sebab akibat dibagi menjadi 2. Sebab akibat kauni adalah sebab akibat yang bisa kita lihat seperti sebab kenyang adalah makan. Sebab akibat syar’i adalah sebab akibat yang tidak bisa diamati seperti sebab lapang rezeki adalah istighfar, sebab panjang umur adalah silaturahmi. Kita akan membahas sebab-akibar dari sisi syar’i.
Sebab kemudahan dari sisi syar’i :
- Takwa. Yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Orang yang tidak bertakwa maka maksiatnya dapat memberantakkan urusan.
- Bergantung kepada Allah. Kesulitan yang kita temui yang pertama kita lakukan adalah mengadu dan berdoa kepada Allah. Mencoba melakukan istikharah sebelum menentukan semua keputusan dalam urusan kita.
- Niat akhirat. Allah akan mencerai beraikan urusan kita jika diniatkan kepada dunia.
- Berilmu. Urusan yang tidak disertai ilmu maka kerusakannya yang ua perbuat lebih besar dari pada maslahat yang diperoleh.
- Tenang. Melakukan sesuatu pada waktu yang seharusnya. Lawan tenang adalah tergesa-gesa yaitu hanya melakukan lahiriyah saja tanpa menilai lebih dulu dan memerhatikan dengan seksama.
- Bertahap. Memforsir diawal mengakibatkan urusan berantakan lebih cepat. Tidak mengambil urusan besar lebih cepat agar urusan cepat selesai, namun mulailah dengan urusan kecil sebagai pemanasan sebelum urusan besar.
- Berlapang dada. Berdebat dan banyak tanya menjadi sebab kebinasaan umat terdahulu. Berdebat juga menjadi sebab terangkatnya kebaikan berupa ilmu.
- Berbaik sangka. Berbaik sangka kepada Allah sebab kemudahan urusan.
- Memudahkan orang lain. Membantu memudahkan urusan orang lain tidak membuat urusan kita sulit. Sebaliknya jika mensulitkan orng lain maka urusan kita akan dipersulit.
- Merahasiakan urusan. Selama tidak ada kebutuhan untuk diceritakan maka tahanlah untuk menceritakan urusan kita sehingga urusan kita tetap rahasia. Minta tolonglah kepada Allah atas keberhasilan rencana kita dengan merahasiakannya. Ada celah hasad bagi pemilik nikmat.
- Tahu kadar diri. Menilai kemampuan sendiri menjadi patokan dalam mengambil urusan sehingga kadar kemampuan diri kita dapat mencukupi besar urusan kita. Allah merahmati orang yang mengetahui kadar dirinya.
- Lemah lembut. Sifat kasar dapat merusak dan memberantakkan urusan kita. Sebab lemah lembut adalah rahmat Allah.
- Sabar. Mendapatkan kemudahan dan kebaikan yang banyak dengan kesabaran. Orang yang kuat bukan yang pandai bergelut namun adalah orang yang dapat menguasai amarahnya.
Ketika mendapati kesulitan : doa, salat, yakinlah kemudahan semakin dekat, semakin sulit ibadah semakin besar pahala, kesulitan dapat menggugurkan dosa.
(Faedah ini diambil dari Daurah Pra Ramadhan membahas buku Kitab Kemudahan bersama Ustadz Muhammad Rezki Hr, Ph.D.)
Hello world!
Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start writing!